pernikahan
adalah suatu momentum sakral yang pasti akan dilalui oleh anak adam yang sudah
menginjak usia dewasa.Dewasa baik fisik, mental maupun sosial. Pernikahan merupakan
anak tangga dari sebuah peristiwa yang bernama khitbah atau pinangan. Pernikahan
akan terjadi Setelah melalui rangkaian masa khitbah dan setelah terbentuknya
persetujuan dari kedua belah pihak keluarga akhwat maupun ikhwan. MasyaAllah….begitu
indah islam mengatur hukum pernikahan dengan begitu singkron dan terintergrasi.
Oleh sebab itulah, Islam merupakan agama yang paling sempurna.
SIAPASIH
YANG GAK PENGEN NIKAH? Yap, mungkin inilah sepatah atau dua patah jawaban
ketika seseorang diberikan sebuah pertanyaan “apakah anda ingin menikah?”. Namun
jika anda berkenan, tengoklah, Dilain sisi, masih saja terdapat beberapa butir
manusia yang menentang pernikahan dengan alasan- alasan tertentu berdasarkan kepercayaan
yang mereka yakini. Namun lagi- lagi, islam lah agama yang paling sempurna dan
tidak ada suatu kekurangan maupun kecacatan didalamnya. Islam begitu sangat
mengistimewakan sebuah momen yang bernama pernikahan. Islam mengemas secara
rapi bagaimana cara menyatukan sepasang insan yang jatuh cinta, mulai dari TKW
(Ta’aruf, Khitbah dan Walimah. Subhanallah……hukum didalam islam begitu saklet,
dan tidak dapat ditawar sepeserpun. Surga atau neraka, adalah suatu pilihan berdasarkan
hak dan kewajiban.
Menikah,
adalah suatu proses bagaimana cara kita untuk melahirkan generasi- generasi
selanjutnya. Dan dengan menikahlah rizki dari Allah akan turun dengan derasnya.
Karena semua itu telah tertuang didalam ayat- ayat indah AL-Quran Al- kariim.
Lepas dari
penjelasan yang kusampaikan, hati ini terasa meletup- letup ingin mengungkapkan
sebuah keinginan yang sekian lama terpendam. Yap, sekali lagi aku mempertegas,
SIAPA SIH YANG GAK PENGEN NIKAH??. Akupun manusia normal yang mencintai dan
dicintai. Kadang, terbesit didalam benak “apakah jalur kemaksiatan yang harus
aku lalui? Bagaimana caranya kuarahkan perasaan ini kejalan yang diridhoi Allah,
bukan jalan kemaksiatan”. Mungkin kata hati itu juga pernah dialami oleh segelintir
akhwat dan ikhwan yang mengerti bagaimana hukum islam mengatur tentang hubungan
non mahram. MENIKAH, yap, itulah jalan yang diridhoi oleh Allah dan sangat
dibenci oleh iblis. Namun apa daya, orang tua tak sedikitpun mengizinkan diri
ini menuju jalan yang diridhoi Allah. Namun keyakinan terus terpatri. Memendam perasaan
atau menjadi sahabat syetan. Dan aku lebih memilih memendam perasaan layaknya
sayyidina Fatimah, sebari melafadzkan doa disetiap penghujung malam agar Allah
segera membukakan pintu kedua orang tua.
Sekian lama,
aku merindukan momentum sakralsekali seumur hidup. Dimana aku menjadi seorang ratu
yang duduk disinggasana berhiaskan senyum melekat dibibir walaupun itu hanyalah
sebuah hayalan .Berhayal adalah hal yang selalu kulakukan. Berhayal tentang
wajah zawji yang teduh dan menyejukkan. Berhayal bagaimana nanti aku ketika
menjadi seorang istri dan ibu. MasyaAllah…..bagiku itu adalah momen- momen yang
membahagiakan setelah melalui momen pernikahan. Dari hayalan demi hayalan,
akhirnya akupun merangkai sebuah rencana yang saklet dan terprogram dengan
baik. Selama nafas belum tersengal, selama ruh belum sampai dikerongkongan, bermimpi
dan mempunyai cita- cita yang besar adalah suatu kewajiban.
Dan inilah
busana pengantin yang kuinginkan ketika kulalui momentum sakral sekali seumur
hidup tersebut. Memang tidak begitu mewah, namun begitu berkesan. Sebuah gaun
putih yang dimodifikasi dengan renda dan cadar. Nampak anggun, simple dan syar’i.
yap, busana ala Saudi Arabia inilah yang kuinginkan nanti. Semoga Allah
mengijabahi, aamiin……aamiin…ya Robbal alaamiin……….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pengunjung Yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar Yang Bijak dan Tidak Menyinggung
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda