assalamualaikum photo assalaamualaikum11.gif

Sabtu, 04 Mei 2013

Kesehatan Reproduksi Remaja


Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
1.        Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroprasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang menggunakan isitilah “pertumbuhan” dan “perkembangan” secara bergantian. Kedua proses ini berkangsung secara interdependensi, artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak bias dipiisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri; akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunanya.
Petumbuhan berkaitan dengan perubaahan kualitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagi hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) heretic dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.
Menurut Nagel (1957), perkembangan merupakan pengertiandimana terdapat struktur yang terorganisasikan dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu oleh karena itu bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi.
Menurut Schneirla (1957), perkembangan adalah perubahan-perubahan progresif dari organisasi organism, dan organism ini dilihat sebagai system fungsional dan adaptif sepanjang hidupnya, perubahan-perubahan progresif ini meliputi dua factor yakni kematangan dan pengalaman.

2.         Aspek Perkembangan Remaja
Aspek-aspek perkembangan pada masa remaja
a.    Perkembangan fisik
Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds, 2001). Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001).
b.    Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal (dalam Papalia & Olds, 2001).
            Berkaitan dengan perkembangan kognitif, umumnya remaja menampilkan tingkah laku sebagai berikut :
1)      Kritis
Segala sesuatu harus rasional dan jelas, sehingga remaja cenderung mempertanyakan kembali aturan aturan yang diterimanya.
2)      Rasa ingin tahu yang kuat
Perkembangan intelektual pada remaja merangsang adanya kebutuhan/ kegelisahan akan sesuatu yang harus diketahui/ dipecahkan.
3)      Jalan pikir egosentris
Berkaitan dengan menentang pendapat yang berbeda. Cara berpikir kritis dan egosentris menyebabkan remaja cenderung sulit menerima pola pikir yang berbeda dengan pola pikirnya.
4)      Imagery audience
Remaja  merasa selalu diperhatikan atau menjadi pusat perhatian orang lain menyebabkan remaja sangat terpengaruh oleh penampilan fisiknya dan dapat memengaruhi konsep dirinya.
5)      Personal fables
Remaja merasa dirinya sangat unik dan berbeda dengan orang lain.

c.         Perkembangan kepribadian dan sosial
Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik, sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia & Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001).
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991).
Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia & Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya (Conger, 1991).

d.      Perkembangan Emosi
Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang bergejolak pada diri seseorang yang disadari dan diungkapkan melalui wajah atau tindakan, yang berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan.
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada sejak bayi dilahirkan. Gejala pertama perilaku emosional dapat dilihat dari keterangsangan umum terhadap suatu stimulasi yang kuat. Misalnya bila bayi merasa senang, maka ia akan menghentak-hentakkan kakinya. Sebaliknya bila ia tidak senang, maka bayi bereaksi dengan cara menangis.
Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai, merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya.
Emosi yang berkembang akan sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak mendapatkan curahan kasih sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi.


e.       Perkembangan Moral
Perubahan mendasar dalam moralitas remaja meliputi :
1.      Pada masa remaja, mereka mulai “ memberontak “ dari nilai nilai orang tua dan orang dewasa lainnya serta mulai menentukan nilai nilainya sendiri.
2.      Pandangan moral remaja semakin lama semakin menjadi lebih abstrak dan kuang nyata.
3.      Keyakinan moral lebih terpusat pada apa yang benar, bukan pada ap yang salah.
4.      Penilaian moral menjadi semakin kritiss sehingga remaja lebih berani menganalisis norma sosial dan norma pribadi, serta berani mengmbil keputusan berbagau masalah moral yang dihadapinya.
5.    Penilaian moral menjadi kurang egosentris, tetap lebih mengembangkan norma berdasarkan nilai- nilai kelompok sosialnya.

f.       Perkembangan Heteroseksual
Dalam perkembangan heteroseksual ini, remaja belajar memerankan peran jenis kelamin yang di akui oleh lingkungannya.

3.      Tugas Perkembangan Remaja
Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja, menurut Hurlock dalam Mappiare (1992) adalah berusaha agar:
a.    Mampu menerima keadaan fisiknya.
b.    Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
c.    Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
d.   Mencapai kemandirian emosional.
e.    Mencapai kemandirian ekonomi.
f.     Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
g.    Memahami dan menginternalisasi nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
h.    Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
i.      Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
j.      Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.

4.      Aspek Pertumbuhan fisik Remaja
a.    Karakteristik pertumbuhan fisik
Pesatnya pertumbuhan fisik pada masa remaja seringkali menimbulkan kejutan pada diri remaja. Pakaian yang dimilikinya seringkali menjadi cepat tidak muat dan harusmembeli lagi. Terkadang remaja dikejutkan dengan perasaan bahwa tangan dan kakinyaterlalu panjang sehingga tidak seimbang dengan besar tubuhnya. Pada remaja putri ada perasaan seolah bahwa tanpa dibayangkan sebelumnya kini buah dadanya membesar.Oleh karena itu, seringkali gerak-gerik remaja menjadi canggung dan tidak bebas.
Pada remaja pria, pertumbuhan lekum menyebabkan suara remaja menjadi parauatau membesar untuk beberapa waktu. Pertumbuhan kelenjar yang mencapai kematanganmulai berproduksi menghasilkan hormon. Akibatnya, remaja mulai merasa tertarik kepada lawan jenisnya. Ketertarikannya yang disebabkan oleh berkembangnya hormonmenyebabkan remaja pria mengalami mimpi basah. Pada remaja putri, perkembanganhormon menyebabkan mereka mulai mengalami menstruasi yang seringkali pada pertamakali mengalaminya, menimbulkan kegelisahan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung Yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar Yang Bijak dan Tidak Menyinggung
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda