assalamualaikum photo assalaamualaikum11.gif

Rabu, 15 Mei 2013

Impotensi


Impotensi merupakan suatu kelainan yang dialami oleh laki- laki dimana ia tidak dapat melakukan senggama meskipun ada keinginan untuk bersenggama yang diakibatkan penisnya tidak mampu berereksi atau tidak mampu mempertahankan ereksinya ketika terangsang. Seorang pria dikatakan mengalami impotensi ( kehilangan kemampuan seks) jika telah mengalami kegagalan dalam senggama sebanyak 3 kali.
Ragam impoten adalah dimulai dari hilangnya gairah (libido) disebut impotentia libidinis, ereksi (impotentia erectionis), ejakulasi (impotentia satisfactionis) dan orgasmus (impotentia satisfactionis atau impotentia emotionis)
Berdasarkan  waktu kemunculanya impotensi dibagi menjadi 3 yaitu impotensi absolute, impotensi relative dan impotensi selektif. Impotensi absolute merupakan gangguan potensi seksual yang terjadi terus menerus, kapan dan dimana saja. Impotensi relative merupakan gangguan potensi seksual yang kemunculanya tergantung situasi maupun kondisi tertentu. Impotensi selektif terjadi dimana muncul keluhan impotensi yang terjadi pada pasangan tertentu dan lancer- lancer saja pada pasangan yang lain.
Proses ereksi disebabkan adanya rangsangan pada syaraf parasimpatis yang menimbulkan pelebaran aliran dara arteri penis. Jika terjadi relaksasi dari otot polos korpus kavernosum (berbentuk dua bua pipa dalam batang penis) maka mudah tercapai. Dengan rileknya otot polos, aliran darah dari vena mengisi korpus kavernosum dengan tekanan tinggi dan karena pengeluaran melalui vena lebih lambat, dapat menyebabkan penis mengembang dan mengeras. Hal ini terjadi pada pria normal yang tidak menderita impoten. Sedangkan pada penderita impotent aliran darah dari arteri mengalami kemacetan karena berbagai sebab sehingga tidak dapat melakukan ereksi. Ada yang mengatakan 99-95% penyebabnya adalah akibat problem kejiwaan.
Dari penyebab timbulnya, impotent dibagi menjadi tiga yaitu organik, fungsionil dan psikogen. Impotensi organik disebabkan oleh cacat pada organ atau anatomi alat kelamin atau pada system syarafnya. Impotensi fungsional disebabkan akibat terganggunya system syaraf oleh pemakaian obat- obatan termasuk juga heroin dan semacamnya, pengkonsumsian alcohol dan obat bius yang berlebihan atau bisa juga disebabkan faktor lanjut usia, kekurangan hormone, kelelahan dan gangguan pada kesehatan badan, misalnya menderita penyakit diabetes atau hipertensi. Impotensi psikogen disebabkan oleh ganguan- gangguan kejiwaan, emosiaonal (ketakutan, kecemasan, kecewa, jengkel, keinginan balas dendam, hilang percaya diri dan lain- lain). Impotensi psikogen dapat disebabkan oleh pihak luar. Misalnya saja seorang istri yang selau menghina suaminya dengan sebutan banci atau lemah syahwat. Penginaan semacam ini bisa juga muncul dari teman pergaulan hingga menimbulkan devaluasi diri. Hal ini juga bisa disebabkan oleh ibu yang keras, pemarah dan cerewet dalam memperlakukan anak laki- lakinya. Hal lain juga disebabkan oleh sugesti dirinya sendiri bahwa ia memang tidak mampu untuk melakukan ereksi ketika senggama.
Harus diyakini, bahwa seorang laki- laki yang masih bisa melakukan ereksi setelah bangun tidur, tetapi tidak dapat melakukan ereksi setelah senggama, maka bisa dipastikan ia menglami gangguan kejiwaan. Usaha untuk menghilan beban kejiwaan dapat dilakukan dengan memecahkannya bersama pasangan, mengikuti psikoterapi, dan usaha lain yang dapat melepas beban kejiwaan tersebut. Bila gangguannya disebabkan masalah organic, maka perlu dilakukan penyuntikan vaso aktif (pelancar aliran darah) kedalam jaringan korpus kavernosum dapat dilakukan tiap kali sebelum senggama.  Pada kasus kesulitan ereksi karenacidera pada penis yang menyebabkan penis tidak dapat terisi darah, maka tindakan operasi penanaman protesa yang dapat diatur ereksinya. Protesa ini diberi semacam pompa hidroleik berfungsi mengisi protesa dalam penis sehingga terjadi ereksi pada penis. Meski hasil kerjanya lebih memuaskan dengan sistim idrolik karena menyerupai kondisi ereksi biasa, tapi maslah mekanis bisa saja timbul baik dalam pemasangan silicon maupun hidrolik dan kemungkinan terjadinya infeksi dapat saja terjadi. Secara umum, meski banyak keluhan atau ketidakpuasan terhadap kerja protesatetapi jarang pria melakukan implantasi menginginkan protesanya diangkat kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung Yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar Yang Bijak dan Tidak Menyinggung
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda