assalamualaikum photo assalaamualaikum11.gif

Selasa, 07 Mei 2013

Aku Ingin Bersuamikan Seorang Mujahid




Ketika aku keluar rumah sambil berdiri melihat foto-foto para buronan mujahidin yang mulia, yang menjaga keutuhan agama dan kaum muslimin, maka aku sangat berharap bahwa seberkas kertas itu tertera foto suamiku dan tertulis namanya supaya kami mendapatkan kemuliaan pada seluruh umur kami dan Juga supaya anak- anak kami bahagia ketika melihat ayahnya menjadi salah satu dari para pahlawan islam dan bangga dengan keberanian yang dimiliki oleh sang ayah sehingga mereka akan lebih bersemangat untuk meneruskan perjuangan sang ayah untuk terus bergerak mempertahankan islam dan memperjuangkan umat dari orang- orang kafir laknatullah.
Akupun juga  menyadari bahwa  memiliki suami seorang mujahid itu tidak seindah yg dibayangkan, kita harus bersiap diri dengan segala resiko atas jalan yg ditempuh oleh  sang suami yang memilih jalan untuk menjadi seorang mujahid.  Namun aku selalu melatih diri dan aku akan lebih bahagia jika melihat suamiku syahid di medan perang nanti. Menjadi janda bukanlah hal yang menyedihkan, karena akupun menyadari, tak selamanya kami bersatu, dan suatu saat Allah akan memisahkan kami. Akupun semakin menguatkan hati bahwa agama lebih membutuhkan suamiku daripada aku maupun keluargaq.
                Menjadi laki- laki, kewajibannya tidaklah ringan. Dan aku sebagai calon istri serta calon ibu untuk anak- anakku kelak mengerti tentang hal itu. Di satu sisi, seorang suami berjuang demi mengusahakan nafkah, pengayoman dan apapun yang terbaik untuk keluarga, sampai terlupanya dirinya atas perawatan diri sendiri. Di sisi lain, seorang suami harus mengkondisikan diri dan hatinya untuk kepentingan diri sendiri, ditambah lagi pemenuhan kewajibannya kepada Allah. Mungkin berat baginya untuk memilih, atau mendahulukan yang mana terlebih dahulu.

Untuk suamiku kelak,
Jangan  ragu!. Dahulukan kepentingan Allah atas kami. Dan insyaallah kami akan bersabar. Terlebih ketika panggilan berjihad memanggilmu, jangan pernah kau ragu lagi. Ringankan langkahmu, dan berangkatlah!.
Kau adalah jagoan kami. Pemimpin teladan keluarga, maka janganlah takut dan khawatir saat meninggalkan kami. Aku akan menjadi asisten setiamu, yang akan menjaga anak- anak dan diriku sendiri. Jangan biarkan kehormatan saudara muslim kita terkoyak. Jangan biarkan orang- orang kafir melecehkan islam, kehormatan kita.
Janganlah urusan dunia memberatkanmu, apalagi sampai mengikat hatimu untuk tetap disini. Berangkatlah!! Tentang kami yang kau tinggalkan dibelakangmu… Suamiku, kau masih mempunyai aku. Dan kita berdua memiliki Allah yang akan senantiasa menjaga kami, Percayalah dengan sungguh- sungguh tentang hal itu.
Urusan dunia ini insyaAllah tidak merisaukan aku. Dan bahkan bila kau hanya terdiam disini dengan ringan hati membiarkan mereka, saudara- saudara kita terdholimi, maka bagaimana aku bisa menganggakat wajahku, sedang Allah tiada berkenan atas mu.
Bukankah kau tahu bahwa, akupun suatu hari akan ditanya dihadapan Allah tentang tugasku mendampingimu. Dan apa yang harus aku sampaikan kepadaNya, saat aku diberikan pertanyaan bahwa seharusnya aku adalah alarm pertamamu, yang mengingatkanmu saat alfa dan melupakan bahwa akidah kita, saudara kita sedang di injak- injak oleh orang kafir.
Suamiku, berniagalah dengan Allah dengan peluhmu di medan dakwah. Dan sungguh ini adalah perniagaan yang akan sangat menguntungkan bagimu, begitu pula kami. Berikanlah semua modal ilmu, harta, kesehatan, tenaga, bahkan waktumu bersama kami, hanya untuk menegakkan Laa ilaha illallah.
Buatlah kami bangga dihadapan Allah karena memiliki suami dan ayah sepertimu. Bahagiakan kami dengan keberanian dan pengorbananmu menjadi prajurit Allah yang setia. Maka kamipun akan sangat mengerti. Kami akan sangat mengerti, bahkan saat kau tengah jauh dan sulit berada ditengah- tengah kami. Kami akan mengerti bahwa kewajibanmu memanglah sungguh banyak, dibandingkan waktumu yang ada, termasuk untuk kami.
Suamiku, bahkan kau tidak akan selamanya berada dan menemani dan bersama kami. Yakinlah, bahwa aku tidak diciptakan Allah untuk membebanimu, melainkan membahagiakan dan meringankan tugas beratmu. Yakinlah bahwa anak- anak kita tidak di amanahkan Allah untuk menghentikan tugas dakwah dan jihadmu, melainkan sebagai penghibur dan peletak cita- cita masa depan kita. Maka ringankanlah pikiranmu atas kami, semoga hal itu sedikit dapat meringankan tugas beratmu, kewajibanmu kepada Allah.
Bahagiakan kami dengan syahidmu. Agar kau kelak menjadi kenangan yang mendamaikan dan menjadi teladan yang baik bagi anak- anak kita. Agar saat nanti mereka dewasa, aku akan dengan tegak kepala menceritakan kepada mereka tentang sosok abi mereka yang dengan gagah menjadi prajurit tauhid, walaupun mungkin kau tiada bersama- sama kami lagi.
Maka Jangan pernah takut dengan suara manusia yang menghardikmu dan menghina kami. Karena memang Ridho Allah saja yang kita cari. Bukankah itu tujuan pernikahan kita, suamiku. Jangan pula kau khawatir hal itu akan mengganggu pemikiran dan suasana hatiku. Cukuplah ridho Allah yang membahagiakan aku, dan cukuplah ridhomu yang menenangkan aku.
Dan maafkanlah aku serta anak- anakmu ini jika selama ini kami mungkin telah membebanimu dengan sesuatu yang diluar kemampuanmu. Dan kamipun akan belajar mengendalikan diri kami agar InsyaAllah tidak kembali menyusahkanmu.
Akupun meminta maaf, karena aku hanya memiliki kedua tangan ini yang aku serahkan kepadamu dan dapat kau gunakan untuk apapun demi meringankan tugasmu. Akupun juga meminta maaf, karena aku hanya punya hati yang aku belajar ridho kepadanya untuk mengerti dan memahami serta ikut merasakan beratnya tanggung jawabmu sebagai suami dan dihadapan Allah nanti
ummahat yang ditinggal suaminya… Inilah indahnya bersuamikan seorang mujahid… Kepada ummahat yang suaminya belum berangkat… akan lebih indah kehidupan berumah tangga bila suami berangkat. Karena hikmah dari indahnya perjalanan ini bahwa sangat tidak enak bila suami selalu berdampingan terus, bila ditinggal, maka akan menumbuhkan kehidupan yang baru dan menambah kesetiaan terhadap suami.
Untuk akhwat yang belum menikah… apapun kekurangan mujahidin maka dia masih mempunyai nilai plus dibanding yang lainnya, ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat An nisa’ dan Sabda Rosululloh bahwa, sebaik -baik ibadah setelah beriman kepada Allah adalah berjihad di jalan Allah. Indah nya hidup bersama mujahid… ketika harus bersusah payah dalam mencari ridho Allah…
Indahnya hidup bersama mujahid… ketika ia hidup dalam naungan Al Qur’an dan As Sunnah…
Indahnya bersuamikan seorang mujahid… ketika ia harus mempertaruhkan segala kehidupan dunia untuk kehidupan akherat kelak.
Hiduplah semau kamu karena itu akan engkau tinggalkan
Cintailah semua yang engkau cintai…
Ingatlah semua itu akan berpisah…
Berbuatlah apa saja yang ingin anda berbuat…
Ingatlah semua itu akan ada balasannya…
Wallahu ‘Alam Bisshowab



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung Yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar Yang Bijak dan Tidak Menyinggung
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda