assalamualaikum photo assalaamualaikum11.gif

Kamis, 23 Mei 2013

Pernikahan


pernikahan adalah suatu momentum sakral yang pasti akan dilalui oleh anak adam yang sudah menginjak usia dewasa.Dewasa baik fisik, mental maupun sosial. Pernikahan merupakan anak tangga dari sebuah peristiwa yang bernama khitbah atau pinangan. Pernikahan akan terjadi Setelah melalui rangkaian masa khitbah dan setelah terbentuknya persetujuan dari kedua belah pihak keluarga akhwat maupun ikhwan. MasyaAllah….begitu indah islam mengatur hukum pernikahan dengan begitu singkron dan terintergrasi. Oleh sebab itulah, Islam merupakan agama yang paling sempurna.
SIAPASIH YANG GAK PENGEN NIKAH? Yap, mungkin inilah sepatah atau dua patah jawaban ketika seseorang diberikan sebuah pertanyaan “apakah anda ingin menikah?”. Namun jika anda berkenan, tengoklah, Dilain sisi, masih saja terdapat beberapa butir manusia yang menentang pernikahan dengan alasan- alasan tertentu berdasarkan kepercayaan yang mereka yakini. Namun lagi- lagi, islam lah agama yang paling sempurna dan tidak ada suatu kekurangan maupun kecacatan didalamnya. Islam begitu sangat mengistimewakan sebuah momen yang bernama pernikahan. Islam mengemas secara rapi bagaimana cara menyatukan sepasang insan yang jatuh cinta, mulai dari TKW (Ta’aruf, Khitbah dan Walimah. Subhanallah……hukum didalam islam begitu saklet, dan tidak dapat ditawar sepeserpun. Surga atau neraka, adalah suatu pilihan berdasarkan hak dan kewajiban.
Menikah, adalah suatu proses bagaimana cara kita untuk melahirkan generasi- generasi selanjutnya. Dan dengan menikahlah rizki dari Allah akan turun dengan derasnya. Karena semua itu telah tertuang didalam ayat- ayat indah AL-Quran Al- kariim.
Lepas dari penjelasan yang kusampaikan, hati ini terasa meletup- letup ingin mengungkapkan sebuah keinginan yang sekian lama terpendam. Yap, sekali lagi aku mempertegas, SIAPA SIH YANG GAK PENGEN NIKAH??. Akupun manusia normal yang mencintai dan dicintai. Kadang, terbesit didalam benak “apakah jalur kemaksiatan yang harus aku lalui? Bagaimana caranya kuarahkan perasaan ini kejalan yang diridhoi Allah, bukan jalan kemaksiatan”. Mungkin kata hati itu juga pernah dialami oleh segelintir akhwat dan ikhwan yang mengerti bagaimana hukum islam mengatur tentang hubungan non mahram. MENIKAH, yap, itulah jalan yang diridhoi oleh Allah dan sangat dibenci oleh iblis. Namun apa daya, orang tua tak sedikitpun mengizinkan diri ini menuju jalan yang diridhoi Allah. Namun keyakinan terus terpatri. Memendam perasaan atau menjadi sahabat syetan. Dan aku lebih memilih memendam perasaan layaknya sayyidina Fatimah, sebari melafadzkan doa disetiap penghujung malam agar Allah segera membukakan pintu kedua orang tua.
Sekian lama, aku merindukan momentum sakralsekali seumur hidup. Dimana aku menjadi seorang ratu yang duduk disinggasana berhiaskan senyum melekat dibibir walaupun itu hanyalah sebuah hayalan .Berhayal adalah hal yang selalu kulakukan. Berhayal tentang wajah zawji yang teduh dan menyejukkan. Berhayal bagaimana nanti aku ketika menjadi seorang istri dan ibu. MasyaAllah…..bagiku itu adalah momen- momen yang membahagiakan setelah melalui momen pernikahan. Dari hayalan demi hayalan, akhirnya akupun merangkai sebuah rencana yang saklet dan terprogram dengan baik. Selama nafas belum tersengal, selama ruh belum sampai dikerongkongan, bermimpi dan mempunyai cita- cita yang besar adalah suatu kewajiban.
Dan inilah busana pengantin yang kuinginkan ketika kulalui momentum sakral sekali seumur hidup tersebut. Memang tidak begitu mewah, namun begitu berkesan. Sebuah gaun putih yang dimodifikasi dengan renda dan cadar. Nampak anggun, simple dan syar’i. yap, busana ala Saudi Arabia inilah yang kuinginkan nanti. Semoga Allah mengijabahi, aamiin……aamiin…ya Robbal alaamiin……….






Minggu, 19 Mei 2013

Homoseksual (abnormalitas seks)


Homoseksual merupakan rasa tertarik kepada kaum sesama jenis (pria suka dengan pria, wanita suka dengan wanita). Untuk kaum pria sering dikenal dengan sebutan Gay, dan wanita dikenal dengan sebutan lesbian. Homoseksual ini merupakan suatu kelainan/ abnormalitas seks yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
1.       Faktor bawaan (herediter) berupa ketidakseimbangan hormon- hormon seks
2.      Pengaruh lingkungan yang tidak baik/ tidak menguntungkan bagi perkembangan kematangan seksual yang normal
3.       Seseorang selalu mencari kepuasan hibungan homoseks, karena ia pernah menghayati pengalaman homoseksual yang menggairahkan pada masa remaja
4.      Pengalaman traumatis dengan ibu atau ayahnya, sehingga timbul kebencian antipasti terhadap ibu/ wanita umumnya atau ayah/lelaki pada umumnya. Contohnya seorang anak perempuan yang sering melihat sang ayah memukul sang ibu ketika mereka bertengkar. Akhirnya akan muncul rasa benci atau trauma si anak terhadap sang ayah sebagai sosok laki- laki, sehingga akhirnya ia bertekat untuk tidak menikah atau berhubungan dengan laki- laki.
Banyak yang berpendapat, penjara dan asrama-asrama putra, atau tempat para pemuda terpisah dengan wanita menjadi tempat yang subur untuk memunculkan manusia gay. Untuk Negara barat, pernyataan diatas memang suatu kenyataan. Akan tetapi, untuk kalangan muslim,atau Negara yang seksualitasnya tidak seperah Negara barat, pernyataan itu memerlukan kajian ulang. Jangan jadikan alasan menghindari kemunculan homoseksual dengan menempuh pembaharuan jenis kelamin agar tumbuh perkembangan remaja yang lebih sehat. Tetapi  bukan berarti homoseksual tidak bisa merambah ke tempat- tempat seperti pesantren. Di salah satu majalah pernah memuat suatu konsultasi seorang yang pernah diajak homoseks ketika ia tinggal dipesantren.
Pada dasarnya, terlahirnya manusia homoseksual adalah karena pola piker terhadap seks itu sendiri. Meski banyak usaha baik secara filosofi atau mengatasnamakan hak asasi manusia bahkan mencari jawab dari perkembangan manusia guna membuktikan bahwa homoseksualitas itu merupakan suatu hal yang manusiawi atau wajar yang pada akhirnya tetap saja kesemua itu membantah realita seksualitas manusia. Bahwa manusia ada dan bertahan hingga sekarang adalah karena heteroseksual. Hendaknya kita saari bahwa memasukkan homoseksual sebagai bentuk kewajaran seks manusia sama saja mempersiapkan manusia kearah kemusnahan. Tidak ada lagi yang melahirkan keturunan manusia.
Jika perkembangan etik mengenai homoseks ini seperti sekarang ini, bukan tidak mungkin kejadian yang telah Allah gambarkan pada masyarakat nabi Luth akan muncul kembali. Ketidakjelasan standart normal- abnormal sekarang ini, tidak menutup kemungkinan kaum homoseksual akan lebih balik menuduh kaum heteroseksual sebagai melakuan perbuatan abnormal, begitulah kejadian dizaman Luth.
Allah SWT berfirman:”Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya:”mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah (homoseksual) itu sedangkan kamu memperlihatkanya?,mengapa kamu mendatangi laki- laki untuk memenuhi nafsumu, bukan mendatangi wanita?sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu). Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan,”usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu, karena sesungguhnya mereka itu orang- orang yang (menganggap dirinya) bersih.” (an-Naml :54-56)
Itulah sebabnya dalam islam hukuman terhadap pelanggaran seks yang abnormal amat berat, didera seratus kali, atau dikurung, dirajam hingga mati (an- Nur:2 dan an- Nisa:15-16). Ini diharapkan agar reaksi berantai dari bencana akibat seks bisa dihilangkan.
Pada kenyataanya kemunculan seseorang menjadi homoseksual bukan kehendaknya sendiri. Biasanya mulai timbul kelainan ketika menginjak remaja atau fase ketertarikan seksual. Fase awal ini dikenal dengan sebutan homoseksual ego-distonik, dimana terjadi pertentangan dalam diri orang tersebut. Ia tidak menyukai kondisi homoseksualnya. Jika kondisi awal ini dibiarkan atau malah ia lebih dalam lagi terjun dalam lembah homoseksual, maka semakin sulit cara penyembuhannya. Terapi yang dilakukan tidak ada gunanya jika orang tersebut tidak meiliki keinginan yang kuat untuk merubahnya. Bagi umat islam, pengembalian keyakinan kepada illahi dengan memperbaharui keyakinan dosa dan kasih sayang illahi dalam menerima taubat merupakan sarana terapi yang paling baik. Pada dasarnya lesbian dan gay lebih dominan ditentukan oleh faktor lingkungan. Penyembuhan kembali abnormalitas ini berpeluang pada keinginan orang tersebut. Jika ia benar- benar mempunyai niatan yang kuat untuk sembuh dari kelainan tersebut. Maka dengan berbagai terapi, misalnya dengan pendekatan agama, maka insyaAllah akan sembuh. Jadi peluang itu terletak pada kemauan diri sindiri

Rabu, 15 Mei 2013

Impotensi


Impotensi merupakan suatu kelainan yang dialami oleh laki- laki dimana ia tidak dapat melakukan senggama meskipun ada keinginan untuk bersenggama yang diakibatkan penisnya tidak mampu berereksi atau tidak mampu mempertahankan ereksinya ketika terangsang. Seorang pria dikatakan mengalami impotensi ( kehilangan kemampuan seks) jika telah mengalami kegagalan dalam senggama sebanyak 3 kali.
Ragam impoten adalah dimulai dari hilangnya gairah (libido) disebut impotentia libidinis, ereksi (impotentia erectionis), ejakulasi (impotentia satisfactionis) dan orgasmus (impotentia satisfactionis atau impotentia emotionis)
Berdasarkan  waktu kemunculanya impotensi dibagi menjadi 3 yaitu impotensi absolute, impotensi relative dan impotensi selektif. Impotensi absolute merupakan gangguan potensi seksual yang terjadi terus menerus, kapan dan dimana saja. Impotensi relative merupakan gangguan potensi seksual yang kemunculanya tergantung situasi maupun kondisi tertentu. Impotensi selektif terjadi dimana muncul keluhan impotensi yang terjadi pada pasangan tertentu dan lancer- lancer saja pada pasangan yang lain.
Proses ereksi disebabkan adanya rangsangan pada syaraf parasimpatis yang menimbulkan pelebaran aliran dara arteri penis. Jika terjadi relaksasi dari otot polos korpus kavernosum (berbentuk dua bua pipa dalam batang penis) maka mudah tercapai. Dengan rileknya otot polos, aliran darah dari vena mengisi korpus kavernosum dengan tekanan tinggi dan karena pengeluaran melalui vena lebih lambat, dapat menyebabkan penis mengembang dan mengeras. Hal ini terjadi pada pria normal yang tidak menderita impoten. Sedangkan pada penderita impotent aliran darah dari arteri mengalami kemacetan karena berbagai sebab sehingga tidak dapat melakukan ereksi. Ada yang mengatakan 99-95% penyebabnya adalah akibat problem kejiwaan.
Dari penyebab timbulnya, impotent dibagi menjadi tiga yaitu organik, fungsionil dan psikogen. Impotensi organik disebabkan oleh cacat pada organ atau anatomi alat kelamin atau pada system syarafnya. Impotensi fungsional disebabkan akibat terganggunya system syaraf oleh pemakaian obat- obatan termasuk juga heroin dan semacamnya, pengkonsumsian alcohol dan obat bius yang berlebihan atau bisa juga disebabkan faktor lanjut usia, kekurangan hormone, kelelahan dan gangguan pada kesehatan badan, misalnya menderita penyakit diabetes atau hipertensi. Impotensi psikogen disebabkan oleh ganguan- gangguan kejiwaan, emosiaonal (ketakutan, kecemasan, kecewa, jengkel, keinginan balas dendam, hilang percaya diri dan lain- lain). Impotensi psikogen dapat disebabkan oleh pihak luar. Misalnya saja seorang istri yang selau menghina suaminya dengan sebutan banci atau lemah syahwat. Penginaan semacam ini bisa juga muncul dari teman pergaulan hingga menimbulkan devaluasi diri. Hal ini juga bisa disebabkan oleh ibu yang keras, pemarah dan cerewet dalam memperlakukan anak laki- lakinya. Hal lain juga disebabkan oleh sugesti dirinya sendiri bahwa ia memang tidak mampu untuk melakukan ereksi ketika senggama.
Harus diyakini, bahwa seorang laki- laki yang masih bisa melakukan ereksi setelah bangun tidur, tetapi tidak dapat melakukan ereksi setelah senggama, maka bisa dipastikan ia menglami gangguan kejiwaan. Usaha untuk menghilan beban kejiwaan dapat dilakukan dengan memecahkannya bersama pasangan, mengikuti psikoterapi, dan usaha lain yang dapat melepas beban kejiwaan tersebut. Bila gangguannya disebabkan masalah organic, maka perlu dilakukan penyuntikan vaso aktif (pelancar aliran darah) kedalam jaringan korpus kavernosum dapat dilakukan tiap kali sebelum senggama.  Pada kasus kesulitan ereksi karenacidera pada penis yang menyebabkan penis tidak dapat terisi darah, maka tindakan operasi penanaman protesa yang dapat diatur ereksinya. Protesa ini diberi semacam pompa hidroleik berfungsi mengisi protesa dalam penis sehingga terjadi ereksi pada penis. Meski hasil kerjanya lebih memuaskan dengan sistim idrolik karena menyerupai kondisi ereksi biasa, tapi maslah mekanis bisa saja timbul baik dalam pemasangan silicon maupun hidrolik dan kemungkinan terjadinya infeksi dapat saja terjadi. Secara umum, meski banyak keluhan atau ketidakpuasan terhadap kerja protesatetapi jarang pria melakukan implantasi menginginkan protesanya diangkat kembali.

Jumat, 10 Mei 2013

Aku Telah di Khitbah




Aku hanya seorang gadis biasa. Tiada kelebihan yang teristimewa, aku juga tidak punya apa-apa yang begitu menonjol. Jalan ku juga dua kaki, caraku melihat juga menggunakan mata, sama seperti manusia lain yang menumpang di bumi Allah ini. Aku tidak buta, tidak juga tuli maupun bisu. Aku bisa melihat dengan sepasang mata pinjaman Allah, aku bisa mendengar dengan sepasang telinga pinjaman Allah juga aku bisa berbicara dengan lidahku yang lembut tidak bertulang. Sama seperti manusia lain. Aku bukan seperti bundanya Syeikh Qadir al-Jailani, aku juga tidak sehebat srikandi Sayyidah Khadijah dalam berbakti, aku bukan sebaik Sayyidah Fatimah yang setia menjadi pengiring ayahanda dalam setiap langkah perjuangan memartabatkan Islam. Aku hanya seorang hamba yang sedang mengembara di bumi Allah, jalanku kelak juga sama yaitu Negeri Barzakh, insya Allah. Destinasi aku juga sama seperti kalian, Negeri Abadi. Tiada keraguan dalam perkara ini.
Sejak dari hari istimewa itu, banyak sahabat yang memuji wajahku berseri dan mereka yakin benar aku sudah dikhitbah apabila melihat ku memakai cincin di kedua tangan di jari manis. Aku hanya tersenyum, tidak mengiyakan dan tidak pula menidakkan. Diam ku bukan membuka pintu-pintu pertanyaan dan rasa penasaran sahabat- sahabatku, tetapi diam ku karena aku belum mampu memperkenalkan insan itu, insane yang telah mengkhitbahku. Sehingga kini, aku tetap setia dalam penantian. Ibupun bertanyakan tentang suatu hal yang sewajarnya aku jawab dengan penuh tatasusila.
"nanti kalau nikah mau pakai baju warna apa ndok?"
Aku menjawab tenang..
"Warna putih, bersih buk..."
"Alhamdulillah, ibu akan usahakan dalam waktu terdekat." Jawab ibu

"Ibu, 4 meter sudah cukup untuk sepasang jubah. Jangan berlebihan." pintaku
Ibu angguk perlahan.
Beberapa hari ini, aku terus membaca dan mempelajari satu per satu, helaian demi helaian lembaran buku yang begitu menyentuh sanubariku sebagai hamba Allah. Malam Pertama...ya itulah judul buku yang sering kubuka. Sukar sekali aku ungkapkan perasaan yang bersarang, ingin rasanya aku menangis sejadinya tetapi sudah aku ikrarkan, biarlah Allah juga yang menetapkan hari yang tepat karana aku akan sabar menanti hari bahagia tersebut. Mudah-mudahan aku terus melangkah tanpa menoleh ke belakang lagi. Mudah-mudahan ya Allah.
                Sejak hari pertunangan itu, aku semakin banyak mengulang al-Quran. Aku ingin, sebelum tibanya hari yang aku nantikan itu, aku sudah khatam al-Quran, setidak-tidaknya nanti hatiku akan tenang dengan kalamullah yang sudah meresap ke dalam darah yang mengalir dalam tubuh. Mudah-mudahan aku tenang. As-Syifa' aku adalah al-Quran, yang setia menemani dalam resah aku menanti. Benar, aku sedang membujuk gelora hati. Mau pecah jantung menanti detik pernikahan tersebut, begini rasanya orang-orang yang mendahului.
"Kak, siapa tunangan kakak? Mesti hebat orangnya. Iya kan kak, sarjana kesehatan juga?"Tanya adikku penasaran
Aku tersenyum, mengulum sendiri setiap rasa yang singgah. Maaf, aku akan merahasiakan tentang perkara itu. Cukup mereka membuat penilaian sendiri bahwa aku sudah bertunangan, kebenarannya itu antara aku dan keluarga.
 "Insya Allah, dia tiada berwujud tetapi sangat mendekatkan kakak dengan Allah. Itu yang paling utama." Jawabku tersenyum pada adik kesayanganku itu.
Berita pertunanganku itu juga membuat beberapa orang menjauhkan diri dariku. Kata mereka, aku menyembunyikan sesuatu yang seharusnya perlu diumumkan. Aku tersenyum lagi.
"Jangan lupa jemput aku di hari pernikahanmu nanti, jangan lupa ya!" ucap salah satu sahabat terbaikku 
Aku hanya tersenyum entah sekian kalinya. Apa yang mampu aku zahirkan ialah senyuman dan terus tersenyum. Mereka mengandai aku sedang berbahagia apabila sudah dikhitbahkan dengan dia yang mendekatkan aku dengan Allah. Sahabat- sahabatku juga merasa kehilangan aku apabila setiap waktu terluang aku habiskan masa dengan as-Syifa' ku al-Quran, tidak lain kerana aku mau kalamullah meresap dalam darahku, agar ketenangan akan menyelinap dalam setiap derap nafas ku menanti hari itu.
"kapan kamu menikah?" Tanya sahabatku untuk kesekian kalinya.
Aku tiada jawapan khusus. Dan hanya menawab,
"Insya Allah, tiba waktunya nanti kamu akan tau..."
Aku masih menyimpan hari keramat itu, bukan aku sengaja tetapi memang benar aku sendiri tidak tahu kapan hari itu.
"jangan lupa kasih tau aku ya! “sahabatku tersenyum megah.
"Kalau kamu tak datang pun aku tak akan bersedih dan tak berkecil hati, doakan aku ya!"
Itu saja pesanku. Aku juga tidak tahu di mana mau melangsungkan pernikahan ku, aduh semuanya menjadi tanda tanya sendiri. Diam dan terus berdiam membuatkan ramai insan berkecil hati.
"Insya Allah, kalian PASTI akan tahu bila sampai waktunya nanti..."
Rahasia ku adalah rahasia Allah, karena itu aku tidak mampu memberitahukan harinya. Aku hanya mampu menyiapkan diri sebaiknya. Untung aku dilamar dan dikhitbah dahulu tanpa menikah secara terkejut seperti orang lain. Segala daya upaya telah aku siapkan termasuk baju pernikahan, dan aku katakan sekali lagi kepada ibu...
"ibu, pakaiannya tidak usah berlebihan ya..."
Ibu angguk perlahan dan terus berlalu, hilang dari pandangan mata.
"ayo makan!" ajak ibu
Aku tersenyum lagi... Akhir-akhir ini aku begitu pemurah dengan senyuman.
"duluan bu, aku puasa." jawabku
adikku juga semakin galak mengusik.
"Wah, diet ya. Maklumlah hari bahagia sudah dekat... harinya tak tetap kah?"
"Bukan diet, mau mengosongkan perut. Maaf, harinya belum ditetapkan lagi." jawabku
sampai kini, aku tidak tahu kapan waktunya yang pasti. Maafkan aku sahabat, bersabarlah menanti hari tersebut. Aku juga menanti dengan penuh debaran, moga aku bersedia untuk hari pernikahan tersebut dan terus mengecap bahagia sepanjang alam berumahtangga kelak. Doakan aku, itu saja.
Beberapa hari kemudian, akhirnya aku selamat dinikahkan setelah sabar dalam penantian. sahabat ramai yang datang di majlis walimah walaupun aku tidak menjemput sendiri. Akhirnya, mereka ketahui sosok 'dia' yang mendekatkan aku kepada Allah.Akhirnya, mereka kenali sosok 'dia' yang aku rahasiakan dari pengetahuan umum.Akhirnya, mereka sama-sama mengambil 'ibrah dari sosok 'dia' yang mengkhitbah ku dalam sadar atau tidak sadar.
Hampir setiap malam sebelum menjelang hari pernikahan, sentiasa ada suara sayu yang menangis sendu di hening malam, dalam sujud, dalam rafa'nya pada Rabbi, dalam sembahnya pada Ilahi. Sayup-sayup hatinya merintih. Air matanya mengalir deras, hanya Tuhan yang tahu.
"Ya Allah, telah Engkau tunangkan aku tidak lain dengan 'dia' yang mendekatkan dengan Engkau. Yang menyedarkan aku untuk selalu berpuasa, yang menyedarkan aku tentang dunia sementara, yang menyedarkan aku tentang alam akhirat. Engkau satukan kami dalam majlis yang Engkau redhai, aku hamba Mu yang tak punya apa-apa selain Engkau sebagai sandaran harapan. Engkau maha mengetahui apa yang tidak aku ketahui..."
Beberapa minggu kemudian  setelah hari pernikahanku, akhirnya salah satu sahabat lamaku yang baru pulang dari luar kota bertanya kepada ibu.
"dewi bertunang dengan siapa buk?"
Ibu tenang menjawab...
"Dengan kematian wahai anakku.penyakit ginjal yang tak pernah ia keluhkan kepada keluarga akhirnya menjadi penyakit ginjal kronis. Kata dokter, dia hanya punya beberapa minggu saja sebelum penyakitnya membunuh."
"Allahuakbar..."
Terduduk sahabatku mendengar, air matanya tak mampu ditahan.
"Buku yang sering dibacanya itu, malam pertama..."
Ibu angguk, tersenyum lembut...
"Ini nak, bukunya."
Senaskah buku bertukar tangan, karangan Dr 'Aidh Abdullah al-Qarni yang berjudul “Malam Pertama di Alam Kubur”.
"Ya Allah, patutlah dia selalu menangis.. “
"Dan sejak dari hari 'khitbah' tersebut, dia selalu berpuasa. Katanya mau mengosongkan perut, agar mudah untuk dimandikan..." jelas ibuku.
sahabatku masih kaku. Tiada suara yang terlontar. Begitupun dengan ibu. Sedangkan aku tersenyum bahagia bersama kekasih yang telah menikahiku. Hari yang kunanti telah berlangsung dan aku menikmatinya karena aku telah persiapkan sebelumnya. Dan akupun bahagia disurga selamanya………insyaAllah…….

  
************************************

"Satu cincin ini aku pakai sebagai tanda aku di risik oleh MAUT. Dan satu cincin ini aku pakai sebagai tanda aku sudah bertunang dengan MAUT. Dan aku akan sabar menanti harinya dengan mendekatkan diri ku kepada ALLAH. Aku tahu ibu akan tenang menghadapinya, baginya anak adalah pinjaman dari ALLAH yang perlu dipulangkan apabila ALLAH meminta."
Cukuplah kematian itu mengingatkan kita... Cukuplah kita sadar kita akan berpisah dengan segala nikmat dunia. Cukuplah kita sadar bahwa ada hari yang lebih kekal, oleh itu sentiasalah berwaspada. Bimbang menikah tergesa-gesa, tahu-tahu sudah disanding dan diarak seluruh kampung walau hanya dengan sehelai kain putih tak berharga. Ini adalah peringatan buat kita semua. hari ini kita lalai dan lupa dalam mengejar cinta dan cita-cita yang kebanyakkannya berimpikan dunia. namun kita lupa untuk menabung dalam saham akhirat. negeri yang abadi tempat kita akan kembali. selamanya………

By: Fenik Rosita Dewi

Rabu, 08 Mei 2013

Kebudayaan Arab Saudi



Sebelum kita mempunyai niat untuk melangkahkan kaki ke negara arab saudi/ saudi arabia, kita harus mengenal tradisi dan kebudayaan di Negara Arab Saudi, diantaranya:

1.       Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa mayor di dunia yang dituturkan oleh lebih dari 200 juta jiwa dan digunakan secara resmi di lebih dari 22 negara. Secara umum bahasa Arab memiliki dua varietas, pertama bahasa Arab Fusha (bahasa Arab standar/baku) dan kedua bahasa Arab `Amiyyah (bahasa Arab pasaran). Varietas yang pertama umumnya digunakan dalam komunikasi resmi seperti dalam sekolah, kantor, seminar, dilpomatik, berita, buku-buku, majalah, dokumen-dokumen resmi dan sebagainya. Sedangkan varietas kedua, sering digunakan untuk keperluan komunikasi atau percakapan sehari-hari oleh warga kebanyakan dari segala kalangan baik yang terpelajar maupun yang buta huruf. 
2.      Meskipun warga Arab Saudi umumnya beragama Islam (mungkin 100%), ini tidak berarti bahwa cara dan etika mereka dalam berkomunikasi selalu santun seperti diajarkan Al-quran dan Sunnah. Sebagian dari cara mereka berkomunikasi bersifat kultural semata-mata. Ini penting dipahami oleh orang-orang yang akan berziarah/berkunjung ke Arab Saudi baik untuk menunaikan ibadah umrah dan haji, apalagi untuk bekerja sebagai diplomat, pebisnis, pegawai, teknisi, perawat, TKI atau TKW untuk mengatasi mis-komunikasi (kesalahpahaman) dan konflik yang mungkin akan mereka/kita alami ketika berhubungan dengan orang Arab, karena bagaimanapun mereka akan lebih banyak berkomunikasi dengan warga pribumi. 
3.       Gaya komunikasi orang Arab, seperti gaya komunikasi orang-orang Timur Tengah umumnya, bebeda dengan pembicara orang-orang Barat (Amerika atau Jerman) yang berbicara langsung dan lugas. Dengan kata lain, orang Arab masih tidak berbicara apa adanya, masih kurang jelas dan kurang langsung. Umumnya orang Arab suka berbicara berlebihan dan banyak basi-basi (mujamalah). Misalnya, bila seorang Saudi bertemu temannya, maka untuk sekedar tanya kabar, tak cukup sekali dengan satu ungkapan, tapi berkali-kali. Disamping itu bila seorang Saudi mengatakan tepat seperti yang ia maksudkan tanpa pernyataan yang diharapkan, orang Saudi lainnya masih mengira yang dimaksudkannya adalah kebalikannya. Kata sederhana `La` (dalam bahasa Arab `Tidak`) yang diucapkan tamu tidaklah cukup untuk menjawab permohonan pribumi agar tamu menambah makan dan minum. Agar pribumi yakin bahwa tamunya memang betul-betul sudah kenyang, tamu itu harus mengulangi `La` beberapa kali, ditambah dengan sumpah seperti `Demi Allah` (`Wallah`). 
4.      Sejak kanak-kanak orang Arab dianjurkan untuk mengekspresikan perasaan mereka apa adanya, misalnya dengan menangis atau berteriak. Orang Arab terbiasa bersuara keras untuk mengekspresikan kekuatan dan ketulusan, apalagi kepada orang yang mereka sukai. Bagi orang Arab, suara lemah dianggap sebagai kelemahan atau tipu daya. Tetapi suara keras mereka boleh jadi ditafsirkan sebagai kemarahan oleh orang yang tidak terbiasa mendengar suara keras mereka. Maka pasti akan banyak yang mengira, kalau bicaranya seperti marah ketika seorang pegawai Arab misalnya, sedang memeriksa paspor, iqamah, dsb. Saya menduga banyak TKI/TKW di Arab Saudi yang belum memiliki pemahaman memadai tentang bahasa Arab boleh jadi mengidentikkan suara majikan mereka yang keras itu dengan kemarahan, meskipun majikan itu sesungguhnya tidak sedang marah. Sebaliknya, senyuman wanita kita (termasuk TKW) kepada orang Arab/majikan pria mereka yang mereka maksudkan sebagai keramahtamahan atau kesopanan, boleh jadi dianggap sebuah `godaan` oleh majikan pria mereka. Kesalahpahaman antarbudaya semacam ini, bisa tidak terhindarkan meskipun majikan dan TKW sama-sama Muslim. Mungkinkah problem TKW di Arab Saudi seputar terjadinya pelecehan seksual sebagaimana sering kita baca atau dengar, seperti kasus; `majikan Arab memerkosa atau menghamili TKW` dsb berkaitan dengan kesalahpahaman antarbudaya ini? Bisa jadi.
5.      Budaya/tradisi Arab mementingkan keramahtamahan terhadap tamu, kemurahan hati, keberanian, kehormatan, dan harga-diri. Nilai kehormatan orang Arab terutama melekat pada anggota keluarganya, khususnya wanita, yang tidak boleh diganggu orang luar. Di Arab Saudi wanita adalah properti domestik. Di Saudi, adalah hal yang lazim jika seorang pria tidak pernah mengenal atau bahkan sekadar melihat wajah istri atau anak perempuan dari sahabatnya, meskipun mereka telah lama bersahabat dan sering saling mengunjungi. Juga tidak lazim bagi seorang pria untuk memberi bingkisan kepada istri sahabat prianya itu atau anak perempuannya yang sudah dewasa. Karena itu saran saya, tak usahlah kita coba-coba sok ramah, berlama-lama memandang, apalagi menggoda atau mengganggu.
6.      Aturan/rambu-rambu lalu lintas yang berlaku di Arab Saudi berbeda 180º dengan aturan yang berlaku di negara kita. Di Indonesia, setiap pengguna jalan umum baik kendaraan pribadi maupun kendaraan/angkutan umum semua wajib berada di jalur kiri jalan (dan letak roda kemudi mobil berada di bagian kanan). Demikian pula waktu menaikkan atau menurunkan penumpang semua berada di jalur kiri. Karena itu penumpang di Indonesia jika ingin turun dari kendaraan umum, biasanya mereka bilang `Kiri Pak Sopir !`. Hal ini berbeda sama sekali dengan apa yang berlaku di Arab Saudi, semua pengguna jalan termasuk waktu menaikkan maupun menurunkan penumpang berada di jalur sebelah kanan jalan. Demikian pula waktu menaikkan maupun menurunkan penumpang, mereka wajib menepi ke sebelah kanan jalan. Apa jadinya jika tradisi lalu-lintas di negeri sendiri ini tetap `kita pertahankan dan kita bawa` saat kita berada di Arab Saudi? Sebuah features yang dimuat di sebuah surat kabar Arab Saudi (1999) pernah penulis baca: `Tingginya frekwensi kecelakaan lalu-lintas yang menimpa sopir pemula asal Indonesia, diduga karena perbedaan rambu-rambu lalu-lintas yang berlaku di Arab Saudi. Sementara kecelakaan yang menimpa warga pribumi Saudi, umumnya menimpa remaja usia 15-25 tahun disebabkan ugal-ugalan`.
7.       Ada kesan, pandangan orang Saudi terhadap warga negara Indonesia agak `stereotif`. Diantara bangsa-bangsa yang datang berkunjung ke Saudi Arabia apapun motif dan tujuannya, orang-orang asal Indonesia termasuk yang paling mudah diidentifikasi, baik dari segi fisik (sebagaimana umumnya orang Asia Tenggara, orang Indonesia termasuk kelompok bangsa yang berfisik tidak tinggi dan tidak besar), segi pakaian maupun cara berjalan. Mungkin karena begitu banyaknya saudara-saudara kita yang muqim di Saudi baik sebagai TKI maupun TKW, maka kesan pukul rata (generalisasi) itu tidak jarang menimpa saudara kita jama`ah haji. Karena itu tidak usah dimasukkan di dalam hati jika suatu ketika ada di antara kita yang `disangka TKI/TKW` dan merasa kurang `dihargai` sebagai tamu Allah oleh orang Saudi ketika kita sedang di Arab Saudi, terutama di saat kita berjalan-jalan tanpa kostum atau identitas jama`ah haji.
8.      Bagi orang Saudi, rumah betul-betul menjadi bagian privacy yang tak semua orang bisa mengakses ke dalam dengan mudahnya, sebagaimana kebiasaan kita di Indonesia. Desain rumah yang umumnya `hanya` berbentuk segi empat bertingkat seolah-olah menggambarkan bangunan sebuah benteng yang sulit ditembus. Faktanya memang benar, setiap rumah selalu ditutup dengan pagar tembok tinggi, dengan pintu gerbang bisa berlapis-lapis. Apa yang ada di balik tembok adalah sebuah privacy yang tidak boleh dikonsumsi oleh publik. Karena itu saya menyarankan untuk tidak tengak-tengok atau tolah-toleh mengamati pintu di depan rumah orang Saudi atau sekedar melihat-lihat bangunan bagian atas. Sebab, umumnya mereka sangat tidak respek dengan perilaku seperti ini, bisa jadi mereka mengira kalau orang itu adalah `harami` alias `maling` atau penculik yang sedang mengintai mangsa.
9.      Busana orang Saudi hampir semua sama. Mereka semua memakai pakaian putih yang biasa disebut `tsaub` dengan sorban motif kotak-kotak kecil berwarna putih-merah plus diikat dengan `igal` di kepala. Performance orang Saudi yang demikian wibawa seringkali membuat orang-orang Indonesia yang baru melihat atau mengenalnya menjadi ciut nyali, minder, kurang percaya diri bahkan tak jarang yang menjadi takut, sehingga menimbulkan adanya semacam jarak pemisah yang membatasi dalam pergaulan. Akibat berikutnya yang biasanya menimpa adalah adanya perasaan rendah diri di dalam perasaan orang-orang Indonesia ketika berhadap-hadapan dengan orang Saudi. Hal semacam ini seharusnya tidak perlu terjadi, mengingat tak ada yang membedakan antara Arab maupun bukan Arab, kecuali hanya taqwanya. Saya menduga, kultur Jawa yang melekat kuat mengiternalisasi di dalam pribadi orang-orang kita kebanyakan, yang biasanya terkenal sebagai orang yang nriman, ngalah, dan rendah hati memberi andil yang kuat terhadap munculnya perasaan rendah diri di hadapan bangsa lain seperti ini. Dalam kasus-kasus tertentu kelemahan seperti ini justru `dimanfaatkan` oleh oknum orang Saudi untuk mem-pressure, menganiaya bahkan memperbudak saudara-saudara kita di Saudi. Idealnya kita tetap harus merasa berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah, dengan tetap menjunjung tinggi etika pergaulan global yang egaliter dan jauh dari sifat arogan. 

Selasa, 07 Mei 2013

Aku Ingin Bersuamikan Seorang Mujahid




Ketika aku keluar rumah sambil berdiri melihat foto-foto para buronan mujahidin yang mulia, yang menjaga keutuhan agama dan kaum muslimin, maka aku sangat berharap bahwa seberkas kertas itu tertera foto suamiku dan tertulis namanya supaya kami mendapatkan kemuliaan pada seluruh umur kami dan Juga supaya anak- anak kami bahagia ketika melihat ayahnya menjadi salah satu dari para pahlawan islam dan bangga dengan keberanian yang dimiliki oleh sang ayah sehingga mereka akan lebih bersemangat untuk meneruskan perjuangan sang ayah untuk terus bergerak mempertahankan islam dan memperjuangkan umat dari orang- orang kafir laknatullah.
Akupun juga  menyadari bahwa  memiliki suami seorang mujahid itu tidak seindah yg dibayangkan, kita harus bersiap diri dengan segala resiko atas jalan yg ditempuh oleh  sang suami yang memilih jalan untuk menjadi seorang mujahid.  Namun aku selalu melatih diri dan aku akan lebih bahagia jika melihat suamiku syahid di medan perang nanti. Menjadi janda bukanlah hal yang menyedihkan, karena akupun menyadari, tak selamanya kami bersatu, dan suatu saat Allah akan memisahkan kami. Akupun semakin menguatkan hati bahwa agama lebih membutuhkan suamiku daripada aku maupun keluargaq.
                Menjadi laki- laki, kewajibannya tidaklah ringan. Dan aku sebagai calon istri serta calon ibu untuk anak- anakku kelak mengerti tentang hal itu. Di satu sisi, seorang suami berjuang demi mengusahakan nafkah, pengayoman dan apapun yang terbaik untuk keluarga, sampai terlupanya dirinya atas perawatan diri sendiri. Di sisi lain, seorang suami harus mengkondisikan diri dan hatinya untuk kepentingan diri sendiri, ditambah lagi pemenuhan kewajibannya kepada Allah. Mungkin berat baginya untuk memilih, atau mendahulukan yang mana terlebih dahulu.

Untuk suamiku kelak,
Jangan  ragu!. Dahulukan kepentingan Allah atas kami. Dan insyaallah kami akan bersabar. Terlebih ketika panggilan berjihad memanggilmu, jangan pernah kau ragu lagi. Ringankan langkahmu, dan berangkatlah!.
Kau adalah jagoan kami. Pemimpin teladan keluarga, maka janganlah takut dan khawatir saat meninggalkan kami. Aku akan menjadi asisten setiamu, yang akan menjaga anak- anak dan diriku sendiri. Jangan biarkan kehormatan saudara muslim kita terkoyak. Jangan biarkan orang- orang kafir melecehkan islam, kehormatan kita.
Janganlah urusan dunia memberatkanmu, apalagi sampai mengikat hatimu untuk tetap disini. Berangkatlah!! Tentang kami yang kau tinggalkan dibelakangmu… Suamiku, kau masih mempunyai aku. Dan kita berdua memiliki Allah yang akan senantiasa menjaga kami, Percayalah dengan sungguh- sungguh tentang hal itu.
Urusan dunia ini insyaAllah tidak merisaukan aku. Dan bahkan bila kau hanya terdiam disini dengan ringan hati membiarkan mereka, saudara- saudara kita terdholimi, maka bagaimana aku bisa menganggakat wajahku, sedang Allah tiada berkenan atas mu.
Bukankah kau tahu bahwa, akupun suatu hari akan ditanya dihadapan Allah tentang tugasku mendampingimu. Dan apa yang harus aku sampaikan kepadaNya, saat aku diberikan pertanyaan bahwa seharusnya aku adalah alarm pertamamu, yang mengingatkanmu saat alfa dan melupakan bahwa akidah kita, saudara kita sedang di injak- injak oleh orang kafir.
Suamiku, berniagalah dengan Allah dengan peluhmu di medan dakwah. Dan sungguh ini adalah perniagaan yang akan sangat menguntungkan bagimu, begitu pula kami. Berikanlah semua modal ilmu, harta, kesehatan, tenaga, bahkan waktumu bersama kami, hanya untuk menegakkan Laa ilaha illallah.
Buatlah kami bangga dihadapan Allah karena memiliki suami dan ayah sepertimu. Bahagiakan kami dengan keberanian dan pengorbananmu menjadi prajurit Allah yang setia. Maka kamipun akan sangat mengerti. Kami akan sangat mengerti, bahkan saat kau tengah jauh dan sulit berada ditengah- tengah kami. Kami akan mengerti bahwa kewajibanmu memanglah sungguh banyak, dibandingkan waktumu yang ada, termasuk untuk kami.
Suamiku, bahkan kau tidak akan selamanya berada dan menemani dan bersama kami. Yakinlah, bahwa aku tidak diciptakan Allah untuk membebanimu, melainkan membahagiakan dan meringankan tugas beratmu. Yakinlah bahwa anak- anak kita tidak di amanahkan Allah untuk menghentikan tugas dakwah dan jihadmu, melainkan sebagai penghibur dan peletak cita- cita masa depan kita. Maka ringankanlah pikiranmu atas kami, semoga hal itu sedikit dapat meringankan tugas beratmu, kewajibanmu kepada Allah.
Bahagiakan kami dengan syahidmu. Agar kau kelak menjadi kenangan yang mendamaikan dan menjadi teladan yang baik bagi anak- anak kita. Agar saat nanti mereka dewasa, aku akan dengan tegak kepala menceritakan kepada mereka tentang sosok abi mereka yang dengan gagah menjadi prajurit tauhid, walaupun mungkin kau tiada bersama- sama kami lagi.
Maka Jangan pernah takut dengan suara manusia yang menghardikmu dan menghina kami. Karena memang Ridho Allah saja yang kita cari. Bukankah itu tujuan pernikahan kita, suamiku. Jangan pula kau khawatir hal itu akan mengganggu pemikiran dan suasana hatiku. Cukuplah ridho Allah yang membahagiakan aku, dan cukuplah ridhomu yang menenangkan aku.
Dan maafkanlah aku serta anak- anakmu ini jika selama ini kami mungkin telah membebanimu dengan sesuatu yang diluar kemampuanmu. Dan kamipun akan belajar mengendalikan diri kami agar InsyaAllah tidak kembali menyusahkanmu.
Akupun meminta maaf, karena aku hanya memiliki kedua tangan ini yang aku serahkan kepadamu dan dapat kau gunakan untuk apapun demi meringankan tugasmu. Akupun juga meminta maaf, karena aku hanya punya hati yang aku belajar ridho kepadanya untuk mengerti dan memahami serta ikut merasakan beratnya tanggung jawabmu sebagai suami dan dihadapan Allah nanti
ummahat yang ditinggal suaminya… Inilah indahnya bersuamikan seorang mujahid… Kepada ummahat yang suaminya belum berangkat… akan lebih indah kehidupan berumah tangga bila suami berangkat. Karena hikmah dari indahnya perjalanan ini bahwa sangat tidak enak bila suami selalu berdampingan terus, bila ditinggal, maka akan menumbuhkan kehidupan yang baru dan menambah kesetiaan terhadap suami.
Untuk akhwat yang belum menikah… apapun kekurangan mujahidin maka dia masih mempunyai nilai plus dibanding yang lainnya, ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat An nisa’ dan Sabda Rosululloh bahwa, sebaik -baik ibadah setelah beriman kepada Allah adalah berjihad di jalan Allah. Indah nya hidup bersama mujahid… ketika harus bersusah payah dalam mencari ridho Allah…
Indahnya hidup bersama mujahid… ketika ia hidup dalam naungan Al Qur’an dan As Sunnah…
Indahnya bersuamikan seorang mujahid… ketika ia harus mempertaruhkan segala kehidupan dunia untuk kehidupan akherat kelak.
Hiduplah semau kamu karena itu akan engkau tinggalkan
Cintailah semua yang engkau cintai…
Ingatlah semua itu akan berpisah…
Berbuatlah apa saja yang ingin anda berbuat…
Ingatlah semua itu akan ada balasannya…
Wallahu ‘Alam Bisshowab



Para jagoan wanita di zaman Rasulullah SAW




Saat  kita membaca sejarah para sahabat perempuan di zaman Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam, kita akan banyak menemukan kekaguman-kekaguman yang luar biasa tentang perjuangan para mujahidah islam di zaman Rosulullah SAW. Mereka bukan hanya berilmu, berakhlaq, dan pandai membaca Al Qur’an, tapi juga ahli pedang, berkuda dan memanah, dan tidak sedikit yang juga menjadi dokter yang ahli dalam mengobati para sahabat yang terluka di medan perang. Bahkan, ada di antara mereka yang terpotong tangannya karena melindungi Rasulullah. Subhanallah… mari kita simak kisah para jagoan wanita di zaman Rasulullah SAW.
 Nusaibah si Jago Pedang
Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang mulia berdiri di puncak bukit Uhud dan memandang musuh yang merangsek maju mengarah pada dirinya. Beliau memandang ke sebelah kanan dan tampak olehnya seorang perempuan mengayun-ayunkan pedangnya dengan gagah perkasa melindungi dirinya. Beliau memandang ke kiri dan sekali lagi beliau melihat wanita tersebut melakukan hal yang sama – menghadang bahaya demi melindungi sang pemimpin orang-orang beriman. Kata Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam kemudian, “Tidaklah aku melihat ke kanan dan ke kiri pada pertempuran Uhud kecuali aku melihat Nusaibah binti Ka’ab berperang membelaku.” Memang Nusaibah binti Ka’ab Ansyariyah demikian cinta dan setianya kepada Rasulullah sehingga begitu melihat junjungannya itu terancam bahaya, dia maju mengibas-ngibaskan pedangnya dengan perkasa sehingga dikenal dengan sebutan Ummu Umarah, adalah pahlawan wanita Islam yang mempertaruhkan jiwa dan raga demi Islam termasuk ikut dalam perang Yamamah di bawah pimpinan Panglima Khalid bin Walid sampai terpotong tangannya. Ummu Umarah juga bersama Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam dalam menunaikan Baitur Ridhwan, yaitu suatu janji setia untuk sanggup mati syahid di jalan Allah.
Nusaibah adalah satu dari dua perempuan yang bergabung dengan 70 orang lelaki Ansar yang berbaiat kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam. Dalam baiat Aqabah yang kedua itu ia ditemani suaminya Zaid bin Ahsim dan dua orang puteranya: Hubaib dan Abdullah. Wanita yang seorang lagi adalah saudara Nusaibah sendiri. Pada saat baiat itu Rasulullah menasihati mereka, “Jangan mengalirkan darah denga sia-sia.”
Dalam perang Uhud, Nusaibah membawa tempat air dan mengikuti suami serta kedua orang anaknya ke medan perang. Pada saat itu Nusaibah menyaksikan betapa pasukan Muslimin mulai kocar-kacir dan musuh merangsek maju sementara Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam berdiri tanpa perisai. Seorang Muslim berlari mundur sambil membawa perisainya, maka Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam berseru kepadanya, “berikan perisaimu kepada yang berperang.” Lelaki itu melemparkan perisainya yang lalu dipungut oleh Nusaibah untuk melindungi Nabi.
Ummu Umarah sendiri menuturkan pengalamannya pada Perang Uhud, sebagaimana berikut: “…saya pergi ke Uhud dan melihat apa yang dilakukan orang. Pada waktu itu saya membawa tempat air. Kemudian saya sampai kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang berada di tengah-tengah para sahabat. Ketika kaum muslimin mengalami kekalahan, saya melindungi Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam, kemudian ikut serta di dalam medan pertempuran. Saya berusaha melindungi Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam dengan pedang, saya juga menggunakan panah sehingga akhirnya saya terluka.” Ketika ditanya tentang 12 luka ditubuhnya, Nusaibah menjawab, “Ibnu Qumaiah datang ingin menyerang Rasulullah ketika para sahabat sedang meninggalkan baginda. Lalu (Ibnu Qumaiah) berkata, ‘mana Muhammad? Aku tidak akan selamat selagi dia masih hidup.’ Lalu Mushab bin Umair dengan beberapa orang sahabat termasuk saya menghadapinya. Kemudian Ibny Qumaiah memukulku.” Rasulullah juga melihat luka di belakang telinga Nusaibah, lalu berseru kepada anaknya, “Ibumu, ibumu…balutlah lukanya! Ya Allah, jadikanlah mereka sahabatku di surga!” Mendengar itu, Nusaibah berkata kepada anaknya, “Aku tidak perduli lagi apa yang menimpaku di dunia ini.”
Subhanallah, sungguh setianya beliau kepada baginda Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam.
Khaulah binti Azur (Ksatria Berkuda Hitam)
Siapa Ksatria Berkuda Hitam ini? Itulah Khaulah binti Azur. Dia seorang muslimah yang kuat jiwa dan raga. Sosok tubuhnya tinggi langsing dan tegap. Sejak kecil Khaulah suka dan pandai bermain pedang dan tombak, dan terus berlatih sampai tiba waktunya menggunakan keterampilannya itu untuk membela Islam bersama para mujahidah lainnya.
Diriwayatkan betapa dalam salah satu peperangan melawan pasukan kafir Romawi di bawah kepemimpinan Panglima Khalid bin Walid, tiba-tiba saja muncul seorang penunggang kuda berbalut pakaian serba hitam yang dengan tangkas memacu kudanya ke tengah-tengah medan pertempuran. Seperti singa lapar yang siap menerkam, sosok berkuda itu mengibas-ngibaskan pedangnya dan dalam waktu singkat menumbangkan tiga orang musuh.
Panglima Khalid bin Walid serta seluruh pasukannya tercengang melihat ketangkasan sosok berbaju hitam itu. Mereka bertanya-tanya siapakah pejuang tersebut yang tertutup rapat seluruh tubuhnya dan hanya terlihat kedua matanya saja itu. Semangat jihad pasukan Muslimin pun terbakar kembali begitu mengetahui bahwa the Black Rider, di penunggang kuda berbaju hitam itu adalah seorang wanita.
Keberanian Khaulah teruji ketika dia dan beberapa mujahidah tertawan musuh dalam peperangan Sahura. Mereka dikurung dan dikawal ketat selama beberapa hari. Walaupun agak mustahil untuk melepaskan diri, namun Khaulah tidak mau menyerah dan terus menyemangati sahabat-sahabatnya. Katanya, “Kalian yang berjuang di jalan Allah, apakah kalian mau menjadi tukang pijit orang-orang Romawi? Mau menjadi budak orang-orang kafir? Dimana harga diri kalian sebagai pejuang yang ingin mendapatkan surga Allah? Dimana kehormatan kalian sebagai Muslimah? Lebih baik kita mati daripada menjadi budak orang-orang Romawi!” Demikianlah Khaulah terus membakar semangat para Muslimah sampai mereka pun bulat tekad melawan tentara musuh yang mengawal mereka. Rela mereka mati syahid jika gagal melarikan diri. “Janganlah saudari sekali-kali gentar dan takut. Patahkan tombak mereka, hancurkan pedang mereka, perbanyak takbir serta kuatkan hati. Insya Allah pertolongan Allah sudah dekat.
Dikisahkan bahwa akhirnya, karena keyakinan mereka, Khaulah dan kawan-kawannya berhasil melarikan diri dari kurungan musuh! Subhanallah…
Nailah si Cantik yang Pemberani
Nailah binti al-Farafishah adalah istri Khalifah Ustman bin Affan. Dia terkenal cantik dan pandai. Bahkan suaminya sendiri memujinya begini: “Saya tidak menemui seorang wanita yang lebih sempurna akalnya dari dirinya. Saya tidak segan apabila ia mengalahkan akalku.” Subhanallah! . Mereka menikah di Madinah al-Munawwarah dan sejak itu Ustman kagum pada tutur kata dan keahlian Nailah di bidang sastra. Karena cintanya, Ustman paling senang memberikan hadiah untuk istrinya itu. Mereka punya satu orang anak perempuan, Maryan binti Ustman.
Ketika terjadi fitnah yang memecah belah umat Islam pada tahun 35 Hijriyah, Nailah ikut mengangkat pedang untuk membela suaminya. Seorang musuh menerobos masuk dan menyerang dengan pedang pada saat Ustman sedang memegang mushaf atau Al Qur’an. Tetesan darahnya jatuh pada ayat 137 surah Al Baqarah yang berbunyi, “Maka Allah akan memelihara engkau dari mereka.” Seseorang pemberontak lain masuk dengan pedang terhunus. Nailah berhasil merebut pedang itu namun si musuh kembali merampas senjata itu, dan menyebabkan jari-jari Nailah terputus Ustman syahid karena sabetan pedang pemberontak. Air mata Nailah tumpah ruah saat memangku jenazah sang suami. Ketika kemudian ada musuh yang dengan penuh kebencian menampari wajah Ustman yang sudah wafat itu, Nailah lalu berdoa, “Semoga Allah menjadikan tanganmu kering, membutakan matamu dan tidak ada ampunan atas dosa-dosamu!” Dikisahkan dalam sejarah bahwa si penampar itu keluar dari rumah Ustman dalam keadaan tangannya menjadi kering dan matanya buta. Sesudah Ustman wafat, Nailah berkabung selama 4 bulan 10 hari. Ia tak berdandan dan berhias dan tidak meninggalkan rumah Ustman ke rumah ayahnya.
Nailah memandang kesetiaan terhadap suaminya sepeninggalnya lebih berpengaruh dan lebih besar dari apa yang dilihatnya terhadap ayahnya, saudara perempuannya, ibunya dan juga kerabatnya. Ia selalu mendahulukan keutamaannya, mengingat kebaikannya di setiap tempat dan kesempatan. Ketika Ustman terbunuh, ia mengatakan, “Sungguh kalian telah membunuhnya padahal ia telah menghidupkan malam dengan Al Qur’an dalam rangkaian rakaat.”
Subhanallah yah, ternyata umat muslim juga memiliki jagoan wanita yang memang nyata adanya, semoga kita, para muslimah dapat mengambil teladan dari mereka, dan semoga hari ini, esok, lusa ataupun dimasa yang akan datang akan lahir benih- benih para mujahidah yang tangguh dalam membela agamanya seperti jagoan wanita di zaman Rasulullah SAW. Allahuakbar!!!!!. Aamiin….aamiin….aamiin….ya Robbal alaamiin…..

Mujahidah Islam, Wangi Semerbak Kasturi



Susuri sejarah keagungan serikandi-serikandi Islam... Bermula dengan ibunda seluruh manusia Sayyidah Hawwa’ iman mereka mula mekar seharum kuntuman bunga mawar, menantikan renjisan kasih Ilahi untuk mengisi taman syurgawi. Bunda kepada Habil dan Qabil ini berkorban segalanya demi perjuangan suaminya Adam a.s. Sayyidah Hawwa’ menyaksikan kisah sedih pengorbanan anaknya sendiri Habil yang mati dibunuh oleh saudara sendiri. Naluri keibuannya tidak dapat mengatasi keteguhan imannya kepada Allah swt walau pun anak-anaknya berbunuhan sesama sendiri.
Warisan keimanan ini diturunkan pula kepada wanita tukang sisir rambut anak Fir’aun, Mashitah. Seluruh keluarganya terkorban syahid di hadapan mata sendiri dan bayi di dalam dakapannya dikurniakan Allah keistimewaan bertutur. Ketenangan hati Mashitah melihat bayinya dicampakkan ke dalam kawah berisi minyak panas tidak dapat ditandingi oleh mana-mana ibu pun. Harum jenazahnya lantaran tempias imannya yang kental telah dipersaksikan di dalam peristiwa agung Israk dan Mi’raj ketika mana Nabi saw dibawa melintasi maqam as-Syahidah Mashitah.
Salasilah keimanan itu diteruskan pula apabila muncul seorang ibu yang sanggup ditinggalkan suami di tengah terik panas matahari lembah Bakkah bersama-sama anaknya yang tercinta. Sayyidah Hajar, bonda kepada nabi Allah Ismail a.s menyaksikan pengorbanan suaminya dan anaknya sendiri demi menjalankan perintah Allah yang disampaikan melalui mimpi sahaja. Hati ibu mana yang tidak hancur apabila anak yang dipelihara sehingga dewasa terpaksa pula dikorbankan. Namun keimanannya telah mencantumkan semula kepingan-kepingan hati itu dan menyuburkannya dengan ketenangan. Sejahteralah wahai Sayyidah Hajar atas pengorbananmu berlari antara Safa dan Marwa sehingga hari akhirat.
Wanita agung seterusnya muncul di zaman pemuda paling tampan diciptakan Allah swt. Sayyidah Zulaikha walaupun beliau terpesona dengan nafsu, keteguhan imannya telah membangkitkan semula maruahnya sehingga berada sebaris bersama-sama mujahidah yang lain. Wanita mulia ini telah ditakdirkan untuk menghadap Allah swt ketika khusyuknya dia menyembah Rabbul Izzati.
Maryam binti Imran. Gadis sunti keluarga Imran ini telah menggegarkan dunia dengan kelahiran anaknya tanpa berbapa. Nabi Allah Isa as dilahirkan dengan penuh kasih sayang dan dipelihara dengan penuh adab dan sopan. Walau pun menerima cercaan masyarakat, ibu mulia ini tetap teguh berpegang dengan imannya kepada Allah. Selain bayi Mashitah, bayi Maryam binti Imran jua diistimewakan dengan kebolehan bertutur semasa kecil. Kisahnya terpahat utuh di dalam lembaran al-Quran buat tatapan umat manusia. Setelah berkorban segalanya untuk perjuangan anak tercinta, akhirnya dia dijemput jua menemui Penciptanya ketika sedang beradu.
Warisan keimanan itu akhir tercurah kepada serikandi pertama Islam Sayyidatina Khadijah binti Khuwailid. Dialah ibu kepada anakanda-anakanda Nabi Akhir Zaman saw. Dialah wanita pertama yang menyatakan keimanannya kepada Allah tika suaminya menyeru umat Quraisy kepada agama baru itu. Pengorbanannya tidak dapat ditandingi oleh sesiapa pun hatta Nabi seringkali teringatkan kekasih pertamanya itu. Dialah wanita yang menenangkan nabi Muhammad saw ketika Jibril as datang menyampaikan wahyu pertama. Dialah yang pertama meyerahkan hartanya untuk perjuangan Islam. Dan pemergiannya ke alam baqa ditangisi seluruh umat Islam sehingga kini.
Bergelar “Wanita Pertama Syahid Di Dalam Islam”, Sumayyah menerima penderitaan yang paling dahsyat untuk mempertahankan imannya. Lembing yang tajam menghunus telah memutuskan hayat wanita agung ini. Ammar bin Yasir, anaknya tercinta menatap penuh hiba pemergian ibunya ke alam abadi. Sumayyah telah meninggalkan contoh pengorbanan seorang wanita yang tiada tolok bandingnya seperti Syahidah Mashitah di zaman Musa as.
Sanggup berkorban nyawa dan meredah kegelapan malam, ditambah pula dengan kesejukan pergunungan Thaur, beliau dengan tekad mendaki gunung Thaur dengan bekalan makanan terbeban di bahu. Kegigihan Asma’ binti Abu Bakr r.a. menjadi wanita solehah yang berjasa di dalam peristiwa Hijrah. Wanita mana yang sanggup meredah kegelapan malam ketika mana pemuka-pemuka Quraisy sedang giat mencari Nabi saw ketika itu. Wanita mana yang sanggup mendaki Bukit Thaur setinggi 2000 meter itu di tengah gelap malam tanpa peneman dengan bekalan yang sedia tersangkut di bahunya. Semuanya dilakukan oleh Asma’ kerana imanNya kepada Allah swt. Dialah yang bergelar “Pemilik 2 Tali Pinggang” kerana kain ikatan pinggangnya telah dikoyak dua untuk mengikat bekal makanan ke unta ayahanda dan Nabi saw sebelum mereka bergerak ke Madinah.
Adinda kepada Asma’ telah ditakdirkan menjadi wanita agung di zaman perjuangan Nabi saw. Dia menjadi contoh teladan seorang isteri yang mulia dan ummul mukminin yang agung. Sayyidatina Aishah binti Abu Bakr as-Siddiq. Nama yang harum sepanjang zaman. Kecantikan paras wajahnya telah disempurnakan dengan keindahan imannya. Isteri Nabi saw yang paling bertaqwa dan wara’ serta dalam ilmunya. Beliau menjadi rujukan para sahabat setelah pemergian Nabi saw. Kasihnya pada Nabi tiada tolok bandingan. Perjuangan dan pengorbanannya untuk Islam tiada tandingan. Wanita mulia bergelar “Ibu Orang-orang Yang Beriman”. Beliau dijanjikan akan menjadi wanita pertama bertemu Nabi saw di syurga. Beliau adalah yang melihat perih jerih perjuangan Nabi saw dari awal sehingga wafatnya Nabi saw. Beliaulah yang paling dikasihi Nabi saw dari ahli keluarga Baginda. Beliaulah Sayyidah Fatimah az-Zahra’ binti Rasulullah saw. Puteri bongsu Nabi saw dan ibu kepada Sayyidina Hassan dan Hussein. Beliau merupakan isteri kepada Khalifah ar-Rasyidin keempat Sayyidina Ali karramallahu wajhah. Pengorbanan Fatimah dipersaksikan seluruh kaum muslimin dan menjadi teladan sepanjang zaman. Imannya tiada tandingan dan ilmunya tiada saingan.

Senin, 06 Mei 2013

Klamidia






Pengertian
Klamidia merupakan penyakit menular seksual yang sangat umum yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis, yang dapat merusak organ reproduksi wanita karena sebagian besar orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala, sehingga penderita tidak pernah menyadari bahwa ia menderita penyakit menular seksual (PMS). Jika gejala terjadi, biasanya muncul dalam waktu 1 sampai 3 minggu setelah terpapar  bakteri chlamydia. Wanita yang memiliki gejala mungkin memiliki keputihan abnormal atau rasa terbakar saat buang air kecil.
Penyebab
Klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain selama hubungan seks. Klamidia juga dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya selama kelahiran melalui vagina. Bayi yang tertular akan mengalami peradangan paru (pneumonia) atau mata (konjunktivitis) sehingga tak jarang mengakibatkan kebutaan sejak lahir ataupun cacat yang lain.


                                                                               penderita konjunktivitis
Cara penularan
Chlamydia tersebar melalui hubungan intim dengan penderitanya, akan lebih rentan lagi jika Anda giat berganti pasangan. Penyakit chlamydia ini timbul 2-14 hari setelah terinfeksi. Jika sudah demikian penderita bisa mengidap penyakit ini selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun tanpa mengetahuinya. Bagi wanita, akan mengalami kejang di perut bagian bawah, perubahan jadwal haid, sakit saat buang air kecil, pendarahan dan perubahan lendir pada alat kelamin. Sedangkan pada pria, akan mengeluarkan lendir pada kemaluan, sakit saat buang air kecil, sakit dan bengkak pada buah zakar. Bahkan pada wanita dan pria, infeksi pada dubur bisa terjadi tanpa sepengetahuan penderita. Penderita hanya akan merasakan sakit dan lendir pada dubur.
Gejala
A.    Gejala pada wanita
Kebanyakan klamidia tidak menimbulkan gejala atau gejalanya hanya samar-samar. Kondisi tanpa gejala in dapat berlangsung lama (bisa bertahun-tahun). Sementara itu, Anda tanpa menyadari dapat menularkan penyakit itu. Gejala yang mungkin mengindikasikan klamidia adalah:
§ Debit cairan lebih dari biasanya
§ Nyeri saat buang air kecil
§ Perdarahan abnormal di antara dua periode menstruasi atau setelah berhubungan seks
§ Nyeri saat berhubungan seks
§ Nyeri perut.
Kemungkinan komplikasi pada wanita
Klamidia dapat naik ke saluran tuba sehingga menyebabkan penyakit radang panggul, yang dapat menyebar ke rongga perut. Penyakit radang panggul dapat menimbulkan demam dan sakit perut. Dengan pengobatan antibiotik yang cepat dan tepat serta istirahat di tempat tidur, kebanyakan radang panggul dapat benar-benar sembuh. Jika terlambat atau tidak diobati, radang panggul dapat menyebabkan luka di saluran tuba. Hal ini dapat menyumbat tuba falopi dan menyebabkan kemandulan atau kehamilan ektopik.
B.     Gejala pada pria
Pria yang terinfeksi klamidia seringkali mengeluarkan cairan seperti susu dari uretra. Jumlahnya tidak selalu banyak, biasanya setelah bangun pagi. Gejala lain adalah buang air kecil yang menyakitkan. Sekitar 1/4 pria yang terinfeksi tidak memiliki gejala infeksi klamidia. Sementara itu, dia dapat menularkan infeksi ke pasangannya tanpa disadari.
Kemungkinan komplikasi pada pria
Infeksi klamidia pada pria juga dapat naik, meskipun kurang umum daripada pada wanita. Bakteri dapat mencapai vas deferens ke prostat dan epididimis. Hal ini dapat mengakibatkan epididimitis yang menyebabkan rasa sakit parah di skrotum, kadang-kadang menjalar ke pangkal paha. Anda merasakan pembengkakan di skrotum. Kadang-kadang, buah zakar (testis) juga ikut membengkak dan nyeri. Peradangan ini bisa disertai dengan demam dan dapat memengaruhi kesuburan.
Pencegahan
Pencegahan terhadap penyakit Chlamydia bisa dilakukan dengan tidak melakukan aktifitas seks sebelum menikah, setialah pada pasangan, jauhi perilaku seks menyimpang dan beresiko, dekatkan diri kepada Tuhan dan ajaran agama, filtrasi ajakan, dorongan, atau pun himbauan yang mengajak langsung ataupun tidak langsung kepada perbuatan amoral, seperti melalui media-media informasi seperti televisi, radio, majalah, koran, internet, dan sebagainya, itulah yang perlu dilakukan
Pengobatan
Klamidia dapat diobati dengan antibiotik yang harus diminum dalam beberapa hari. Sangat penting untuk mengambil dosis penuh antibiotik, bahkan meskipun gejala klamidia sudah hilang. Menghentikan pemberian antibiotik sebelum waktunya akan membuat bakteri resisten. Selama pengobatan, Anda harus berpantang seks atau menggunakan pelindung (kondom) sampai Anda maupun pasangan Anda menyelesaikan pengobatan. Jika Anda memiliki klamidia  ketika Anda sedang hamil atau menyusui, Anda perlu memberitahu dokter agar Anda diresepkan antibiotik yang aman untuk bayi Anda