Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan
berbagai macam nikmatnya kepada kita. Shalawat dan salam kita mohonkan kepada
Allah agar ditujukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Ukhty wa akhyfillah…….hidayah
bukanlah untuk dinanti akan tetapi untuk dicari. Kata pepatah ini sangatlah
benar adanya. Hidayah tak akan datang dengan sendirinya tanpa ada usaha kita
untuk mencarinya. Hidayah tidak akan datang jika kita menantinya dengan berleha-
leha tanpa ada sedikitpun usaha untuk mencarinya. Bagaimana hidayah akan datang
jika kita terus bermaksiat, selalu menjalankan larangan-Nya dan menjauhi
perintah-Nya. Naudzubillamindzaliik………..semoga kita bukan termasuk hamba Allah
yang sedemikian buruknya.
Yah sahabat fillah, disini saya akan bercerita,
bagaimana saya mengarungi kehidupan dari
zaman jahiliah hingga mengenal manhaj salaf, manhaj yang lurus, yang jauh dari
Bid’ah dan kurafat, yang tetap ASLI BERDALIL diatas AL-QUR’AN
DAN SUNNAH, bukan atas dasar pemimpin organisasi atau hanya berdasar hawa
nafsu belaka.
Sejak lahir, aku hidup ditengah-
tengah keluarga yang awam terhadap agamanya sendiri. Bahkan, perintah wajib pun
enggan untuk dilaksanakan. Keimanan benar- benar sangat tipis pada saat itu.
Demikianpun dengan aku yang sudah tumbuh menjadi akhwat yang sudah baligh. Ya
Allah, sesak hati ini jika teringat zaman jahiliah dulu. Tak ada rasa takut
akan siksa kubur yang pedih, tak takut akan siksa api neraka yang sangat
dahsyat rasa sakitnya. Yah, agamaku memang islam, namun aku sama sekali tidak
terlalu memahami agamaku sendiri. Jujur saja ukhty wa khyfillah,…..dulu aku
sangat membenci jilbab. Bagiku, jilbab hanyalah merusak kecantikan dan aku
tidak akan pernah mau menggenakan jilbab kecuali dalam keadaan terpaksa. Dulu
aku tidak tau sama sekali hukum jilbab bagi akhwat yang sudah baligh. Yang
kutahu, jilbab hanyalah sebuah identitas agama dan tidak wajib untuk
menggenakanya. Namun Alhamdulillah, rasa benciku terhadap jilbab hilang dengan
sendirinya setelah aku duduk dibangku sekolah madrasah. Karena aku memang
dituntut untuk berjilbab saat sekolah. Yah, dengan penuh rasa keterpaksaan aku
menaati peraturan yang telah berlaku tersebut. Dari situlah perlahan- lahan
hidayah terus datang kepadaku. Aku yang dulunya hoby berpakaian seksi yang
tidak menutup auruta dan benci jilbab, perlahan- lahan aku mulai memperbaiki
diri. Aku mulai memakai pakaian yang lumayan sopan daripada sebelumnya meskipun
aku belum bisa istiqomah untuk memakai jilbab. Yah, bagiku, perubahan itu
memerlukan waktu perlahan- lahan. Sebuah proses memerlukan waktu yang cukup
lama dan bertahap. Perubahan tidak bisa dilakukan dalam sekejab bagai
mengedipkan mata. Mulai duduk dibangku sekolah madrasah itulah aku mulai
mendapatkan tausiyah- tausiyah dan ilmu agama lebih banyak daripada sebelumnya.
Dari beberapa ayat inilah aku mengenal, apa hukum memakai jilbab.
1. "Hai Nabi, Katakanlah
kepadaisteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang
mukmin:"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnyake seluruh tubuh
mereka".yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena
itu merekatidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang." Surah Al Ahzab :59
2. " Katakanlah kepada wanitayang
beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya,
danjanganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak
daripadanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan
janganlahMenampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atauayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera
suami mereka,atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
lelakimereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita
Islam,atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang
tidakmempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum
mengertitentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar
diketahuiperhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian
kepada Allah,Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." Surah An Nuur:31
Firman Allah SWT dalam Surah Al Ahzab
:59 dan Surah An Nuur:31 diatas adalah jelas dan tegas bahwa wajib hukumnya
bagi kaum wanita untuk memakai jilbab dan harus istiqomah.
Alhamdulillah dari situlah aku mulai
mengerti apa hukum memakai jilbab untuk akhwat dan begitu pedih azab bagi
akhwat yang tidak berjilbab dan senantiasa mengumbar auratnya. Hidayah itu terus
mengucur dengan begitu derasnya saat aku mulai kuliah di Jogjakarta. Aku tinggal
disebuah pondok pesantren kampus. Dimana mahasiswa diwajibkan untuk istiqomah
memakai jilbab besar dan akan ada hukuman tersendiri bagi santri yang membangkang.
Alhamdulillah, mulai saat itulah aku bisa istiqomah untuk terus memakai jilbab
besar, bahkan akupun mengajak ibu dan saudaraku untuk istiqomah
bersamaku.alhamdulillah, beribu- ribu puji untuk Allah. Aku sangat bahagia.
Akhirnya aku bisa menjalankan syariat wajib yang dulu sangat kubenci. Kini aku
telah berubah. Sedikit demi sedikit aku terus mencari hidayah. Aku berusaha
istiqomah untuk selalu mengikuti taklim pondok tanpa rasa bosan. Kubaca buku-
buku islam yang mengkaji berbagai hal yang belum kuketahui. Alhamdulillah ilmukupun
bertambah.
Singkat cerita, aku berkenalan dengan
beberapa teman akhwat yang bercadar didunia maya. Disitulah aku mulai
berkenalan dan menjalin ukhuwah. Kami sering bertukar ilmu. Akupun mulai
bertanya- Tanya tentang hukum cadar dan bertanya bagaimana perasaan mereka saat
memakai cadar. Dulu aku memang awam terhadap cadar. Bahkan aku merasa takut
saat melihat akhwat yang memakai cadar. Tapi kini aku telah terbiasa. Bahkan dalam
benakku. Mereka (akhwat yang bercadar) terlihat lebih anggun seperti bidadari surga.
Akupun merasa iri terhadap mereka yang bisa menggenakan mahkota bidadari surga itu.
Terbesit dalam benak hati, aku juga sangat ingin memakainya. Akhirnya dengan niat
dan tekat yang kuat, akupun mulai membeli beberapa setelan cadar dan mulai
memakainya. Namun keinginanku terhalang restu orang tua. Aku tidak
diperbolehkan memakai cadar. Akhirnya akupun melepasa cadarku dan berusaha
istiqomah dengan jilbab besarku walaupun saringkai aku jadi bahan perhatian dan
olokan saat dikampung. Namun aku selalu percaya diri, inilah pilihan yang
terbaik, dan aku harus membiasakan orang- orang yang awam terhadap syariat
agamanya sendiri untuk melihat kebenaran.
Sungguh, lewat dunia mayalah Allah
memberikan hidayahnya padaku. Karena memang aku selalu berusaha mengoleksi
sahabat bercadar di friendlistku. Sungguh, dunia maya pengaruhnya begitu sangat
besar untukku. Lewat dunia mayalah aku juga mulai mengenal manhaj salaf. Sekitar
tahun awal 2013 aku mulai mencari- cari kebenaran apa itu manhaj salaf. Manhaj salaf
istilah yang cukup populer namun sering disalah pahami oleh sebagian orang. Manhaj
salaf iaalah manhaj uang berpegang teguh kepada Al-Quran dan sunnah Rasulullah
SAW, teguh dan tidak pernah goyah dalam kebenaran. orang yang bermanhaj salaf
itu adalah orang yang memahami dan menjalankan Islam sesuai dengan ajaran
Rasulullah SAW dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka
dengan baik. Mereka memahami Islam dengan pemahaman yang intregral bukan
parsial dan sepotong-sepotong.Dengan manhaj salaf inilah aku benar- benar
mengerti agamaku dengan seutuhnya. Alhamdulillah Allah telah menunjukkan jalan
kebenaran kepadaku. Walau aku dibenci keluargaku karena aku memilih manhaj
salaf. Namun itu tak membuatku takut karena inilah pilihanku. Inilah jalan yang
telah kupilih dan aku benar- benar telah mantap dengan manhaj ini. Dengan cerita
singkat ini semoga kita bisa terus berusaha agar mampu meraih hidayah yang
mahal harganya. Semoga kita bisa selalu berusaha menjadi penerus ajaran
Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Meneruskan belajar dan mengajarkan ilmu
dengan baik, bijak, santun, ramah, dan menyenangkan. Juga kita berusaha
mempersatukan dan merekatkan umat Islam dalam bingkai ukhuwah Islamiyah dan
bingkai aqidah shahihah. Sehingga Izzul Islam wal muslimin (kemuliaan Islam dan
umat Islam) dan nilai-nilai Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin akan mampu
tegak dan dapat dirasakan di bumi tempat kita berpijak, khususnya di bumi
Indonesia yang kita cintai ini. Hadanallahu waiyyakum ajma’in wallahu
a’lam bishshawab. Semoga Allah mengistiqomahkan kita dan selalu menunjukkan
jalan kebenaran pada kita. Aamiin….ya Robbal alaamiin…….