Ketika
Pasangan Tak Sebaik Perkiraan Kita Ada banyak pasangan yang kemudian menyesal
selepas menikah. Karena, pasangannya itu tak sebaik yang dia bayangkan selama
ini. Karena, ternyata, pasangannya itu lebih banyak buruknya daripada kebaikan
yang selama ini ditampilkan. Dan, keluhan-keluhan sejenis itu. Mungkin, teman
kita ini sering melihat romantisme ala film India. Atau, bisa jadi, sahabat
kita itu keseringan membaca kisah roman percintaan yang tak berimbang. Bisa
juga, karena sahabat kita yang ini, dulunya, punya banyak mantan pacar.
Sehingga membanding-bandingkan dengan pasangnya itu. Di sinilah, terletak salah
satu hikmah mengapa Islam sangat melarang praktek pacaran, apapun alasannya.
Sejatinya, akar utama dari masalah itu, hanya satu: tidak bersyukur. Ya. Mereka
tidak menyadari, bagi istri, memilih anda sebagai suaminya merupakan keputusan
yang tak ringan. Apalagi, jika dalam mengambil keputusan itu, ia harus
berseberangan dengan keluarga besarnya. Belum lagi, jika istri anda adalah
mantan bunga desa. Banyak yang berminat, banyak yang mengkhitbah dan segera mengajaknya
menikah. Jikapun kemudian dia memilih anda sebagai suaminya, bukan lantas bahwa
anda adalah yang terbaik diantara yang datang. Ini lebih pada kesesuaian jiwa,
kehendak Allah dan hal lain yang tidak bisa kita deskripsikan satu demi satu.
Anda mungkin juga lupa, bahwa suami anda, di luar sana, harus menundukkan mata
dan hati dalam-dalam untuk tidak melirik wanita lain yang berdandan tidak
sepantasnya. Bahwa mungkin saja, lelaki yang kini menemani anda sepanjang
waktunya, adalah idaman yang sempat diminta untuk menikahi berbagai ragam calon
istri. Mulai dari yang ditawarkan oleh sahabatnya, guru ngajinya, ataupun teman
kantor, tetangga dan kerabat-kerabatnya yang lain. Jikapun kemudian andalah
yang menjadi istrinya, bukan bermakna bahwa anda adalah yang paling baik
dibanding calon-calon yang pernah diajukan. Melainkan lebih pada takdir Allah,
bahwa Dia hendak memberikan kebaikan yang banyak kepada anda berdua. Belum
lagi, pengorbanan di jalan Allah yang harus dilakukan oleh suami atau istri
anda untuk menjalani biduk yang penuh dinamika ini. Maka, ketika anda
bersyukur, selesailah semua persoalan. Bisa jadi, dalam ketidakbaikan istri,
terdapat kebaikan yang banyak bagi suami. Bisa jadi, dalam kekurangbaikan
suami, ada kebaikan yang sangat banyak bagi istri. Bersyukur, membuat anda
lebih bahagia dengan yang ada. Karena mentari, tak mungkin mundur ke tempat
terbitnya. Bukankah Allah tak mungkin salah menjodohkan? Bukankah jodoh tak
mungkin tertukar? Semoga Allah memberikan keberkahan kepada keluarga kita, dengan
sesuatu yang kita senangi atau tidak kita senangi. Allah, selalu mempunyai
maksud baik. Maka, jadilah pribadi yang bisa menemukan emas di tengah kubangan
lumpur. Selanjutnya, didiklah pasangan anda sebagaimana anda mendidik diri
sendiri. Jangan biarkan pasangan kita berhenti bertumbuh selepas menikah dengan
anda.